Tembang Megatruh berasal dari kata "Megat/ Pegat" (dalam bahasa Jawa) yang artinya berpisah, dan kata "Ruh/Roh" jiwa. Jadi Megatruh artinya adalah berpisahnya roh atau jiwa menuju alam keabadian.
Watak Tembang Megatruh yaitu tentang kedukaan atau kesedihan, dalam hal ini digambarkan sepertihalnya orang yang berduka karena ditinggal mati oleh orang yang dikasihi dan dicintai.
Tembang Megatruh memiliki Guru Gatra: 5 baris setiap bait (Artinya tembang Megatruh ini memiliki 5 larik atau baris kalimat).
Guru Wilangan Tembang Megatruh yaitu: : 12, 8, 8, 8, 8 (Artinya baris pertama terdiri dari 12 suku kata, baris kedua berisi 8 suku kata, dan seterusnya). Dan Guru Lagu Tembang Megatruh yaitu: u, i, u, i, o (Artinya baris pertama berakhir dengan vokal u, baris kedua berakhir vokal i, dan seterusnya).
Contoh Tembang Megatruh
1) Aja sipat tan pegat siyang myang dalu,
Amuwun ing ngarsa mami,
Nora pajar kang kinayun,
Lah mara sira den aglis,
Tutura mringjeneng ingong.
(Serat Pragiwa, J. Kats, 1928: 108)
Artinya:
Jangan segera memisahkan siang dan malam,
Menangis dihadapan saya,
Tidak terang yang dikehendaki,
Segeralah datang dia dengan segera,
Berkatalah dengan nama saya.
2) Hawya pegat ngudiya ronging budyayu,
Margane suka basuki,
Dimen luwar kang kinayun,
Kalising panggawe sisip,
Ingkang taberi prihatos.
(Rangga Warsita, Serat Sabda Jati)
Artinya:
Jangan berhenti selalulah berbuat kebajikan,
Jalan untuk kesenangan dan keselamatan,
Supaya tercapai semua keinginan,
Terhindar dari perbuatan yang bukan-bukan,
Yang tekun prihatin.
3) Ulatna kang nganti bisane kepangguh,
Galedhahen kang sayekti,
Talitinen awya kleru,
Larasen sajroning ati,
Tumanggap dimen tumanggon.
(Rangga Warsita, Serat Sabda Jati)
Artinya:
Lihatlah sampai bisa ketemu,
Pandanglah dengan sungguh-sungguh,
Telitilah jangan keliru,
Endapkan di dalarn hati,
Agar mudah menanggapi segala sesuatu.
Sugeng angudi ngelmu
Komentar
Posting Komentar